psychehumanus.id

Burnout Karyawan: Identifikasi, Pencegahan, dan Pengelolaan

burnout-karyawan

Burnout Karyawan: Identifikasi, Pencegahan, dan Pengelolaan

Di lingkungan kerja yang penuh tekanan saat ini, burnout karyawan telah menjadi masalah signifikan yang mempengaruhi tidak hanya kesejahteraan individu tetapi juga produktivitas dan moral organisasi. Memahami tanda-tanda kelelahan, menerapkan strategi pencegahan yang efektif, dan mengelola dampaknya secara efektif sangat penting untuk menjaga tempat kerja yang sehat. Artikel ini mengeksplorasi cara mengidentifikasi kelelahan, mencegah timbulnya, dan mengelola konsekuensinya secara efektif.

Apa itu Burnout Karyawan?

Burnout karyawan adalah keadaan kelelahan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan oleh stres berkepanjangan di tempat kerja. Hal ini ditandai dengan perasaan pencapaian yang berkurang, kehilangan identitas pribadi, dan pengurasan empati dan antusiasme. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui kelelahan sebagai fenomena pekerjaan, yang menyoroti relevansi dan dampaknya di tempat kerja.

Mengidentifikasi Burnout

Langkah pertama dalam menangani kelelahan adalah mengenali tanda-tanda dan gejalanya. Indikator umum meliputi:

  • Kelelahan kronis: Merasa lelah dan terkuras sebagian besar waktu.
  • Pemisahan: Jarak mental yang meningkat dari pekerjaan seseorang, atau perasaan negatif atau sinis terkait pekerjaan seseorang.
  • Penurunan kinerja: Mengalami masalah kognitif, kurangnya kreativitas, dan penurunan kemampuan pemecahan masalah.

Manajer dan profesional HR harus dilatih untuk mengenali gejala-gejala ini lebih awal untuk memberikan dukungan tepat waktu.

Mencegah Burnout

Mencegah kelelahan melibatkan penciptaan lingkungan kerja yang mendukung dan mendorong praktik manajemen yang baik. Berikut adalah beberapa strategi:

  • Pengelolaan Beban Kerja: Pastikan bahwa beban kerja seimbang dan selaras dengan kemampuan dan sumber daya karyawan.
  • Pengakuan dan Penghargaan: Pengakuan rutin terhadap kerja keras dan kontribusi karyawan membangun moral dan mengurangi stres.
  • Otonomi: Memberikan karyawan lebih banyak kontrol atas pekerjaan mereka dan fleksibilitas dalam jadwal mereka dapat mengurangi stres dan mencegah kelelahan.
  • Budaya Kerja Sehat: Promosikan budaya transparansi, dukungan, dan hormat. Dorong komunikasi terbuka dan sediakan saluran bagi karyawan untuk mengungkapkan kekhawatiran.

Intervensi Manajemen

Setelah kelelahan diidentifikasi, sangat penting untuk mengelolanya secara efektif untuk membantu karyawan pulih dan mencegah kejadian di masa depan. Berikut adalah beberapa strategi manajemen yang efektif:

  • Komunikasi Pendukung: Buka dialog dengan karyawan yang terkena dampak untuk mendiskusikan kekhawatiran dan ekspektasi mereka, yang dapat mengarah pada solusi yang disesuaikan yang mengatasi masalah spesifik mereka.
  • Pengembangan Profesional: Berikan kesempatan untuk pengembangan karir dan pertumbuhan, yang dapat menyalakan kembali minat dan keterlibatan karyawan dalam pekerjaan mereka.
  • Program Kesejahteraan: Implementasikan program yang mempromosikan keseimbangan antara kerja dan kehidupan, seperti kelas yoga, sesi meditasi, dan hari kesehatan mental.
  • Check-In Berkala: Tetapkan check-in berkala dengan karyawan untuk memantau kesejahteraan mereka dan melakukan penyesuaian pada beban kerja dan tanggung jawab sesuai kebutuhan.

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Berkelanjutan

Pencegahan kelelahan jangka panjang memerlukan pendekatan berkelanjutan yang mengintegrasikan kesejahteraan karyawan ke dalam budaya perusahaan. Ini dapat dicapai melalui:

  • Pelatihan Kepemimpinan: Bekali pemimpin dengan keterampilan untuk mengenali tanda-tanda kelelahan, berkomunikasi secara efektif, dan mendukung tim mereka.
  • Partisipasi Karyawan: Libatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka dan lingkungan secara keseluruhan.
  • Mekanisme Umpan Balik: Gunakan survei dan alat umpan balik untuk mengumpulkan wawasan tentang kepuasan dan tingkat stres karyawan, memungkinkan intervensi proaktif.

Kesimpulan

Burnout karyawan adalah masalah kompleks yang membutuhkan perhatian baik dari manajer maupun karyawan. Dengan memahami tanda-tanda, menerapkan strategi pencegahan, dan mengelola efeknya, organisasi dapat menciptakan tempat kerja yang lebih sehat yang mendorong umur panjang dan produktivitas. Ingat, karyawan yang bahagia adalah karyawan yang produktif dan kreatif. Berinvestasi dalam pencegahan kelelahan bukan hanya etika yang baik; itu adalah strategi bisnis yang baik.

Bagikan

Praktik Terbaik untuk Melakukan Online Interview

online-interview

Praktik Terbaik untuk Melakukan Online Interview

Di era digital saat ini, online interview telah menjadi bagian standar dari proses rekrutmen. Kemudahan dan efisiensi biaya dari online interview telah membuat banyak perusahaan mengadopsi metode ini, terutama selama situasi yang mencegah interaksi tatap muka, seperti pandemi COVID-19. Namun, melakukan wawancara virtual memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cermat untuk memastikan kedua belah pihak dapat berinteraksi dengan efektif. Artikel ini akan menjelajahi praktik terbaik untuk melakukan online interview, memberikan tips berharga untuk profesional HR dan perekrut.

1. Persiapan Online Interview

a. Memilih Teknologi yang Tepat

Pilih platform yang andal dan mudah digunakan baik oleh pewawancara maupun kandidat. Pilihan populer meliputi Zoom, Microsoft Teams, dan Google Meet. Pastikan teknologi tersebut mendukung kemampuan video, audio, dan berbagi layar.

b. Menguji Teknologi

Sebelum wawancara, tes peralatan dan koneksi internet Anda untuk menghindari masalah teknis. Disarankan untuk memiliki rencana cadangan, seperti perangkat sekunder atau koneksi internet, untuk mengantisipasi kegagalan yang tidak terduga.

c. Menyiapkan Suasana Profesional

Pilih ruangan yang tenang dan terang untuk melakukan wawancara. Latar belakang harus profesional dan bebas dari gangguan. Informasikan kepada anggota rumah tangga lain tentang wawancara untuk mencegah gangguan.

2. Selama Wawancara

a. Membangun Koneksi

Mulai wawancara dengan membangun hubungan baik dengan kandidat. Obrolan ringan tentang topik di luar pekerjaan dapat meredakan ketegangan dan mempromosikan dialog yang lebih terbuka.

b. Berkomunikasi dengan Jelas

Berbicaralah dengan jelas dan jaga kontak mata dengan melihat ke kamera. Ini membantu meniru percakapan tatap muka dan menunjukkan keterlibatan.

c. Menyesuaikan Gaya Wawancara

Wawancara virtual terkadang dapat terasa tidak pribadi. Sesuaikan gaya wawancara Anda agar lebih menarik dan interaktif untuk mengkompensasi jarak fisik.

d. Menggunakan Teknologi dengan Efektif

Gunakan berbagi layar untuk membahas dokumen atau menyajikan skenario. Ini dapat membuat wawancara menjadi lebih dinamis dan interaktif.

3. Menjamin Keadilan dan Inklusivitas

a. Memberikan Kesempatan yang Sama

Pastikan semua kandidat memiliki sumber daya dan pengetahuan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam wawancara virtual. Tawarkan bantuan dalam menggunakan platform jika diperlukan.

b. Menjaga Privasi dan Keamanan

Hormati privasi kandidat dengan menggunakan platform yang aman dan memperoleh persetujuan sebelum merekam bagian mana pun dari wawancara.

c. Mematuhi Standar Hukum dan Etika

Waspadai dan patuhi hukum ketenagakerjaan yang terkait dengan wawancara virtual dan diskriminasi.

4. Proses Pasca-Wawancara

a. Memberikan Umpan Balik

Berikan umpan balik kepada kandidat secara tepat waktu, terlepas dari hasilnya. Umpan balik yang konstruktif dapat membantu kandidat yang tidak berhasil dalam aplikasi mereka di masa depan.

b. Mengevaluasi Proses

Secara rutin menilai efektivitas proses wawancara virtual Anda. Mintalah umpan balik dari kandidat dan sesuaikan praktik sebagaimana diperlukan untuk meningkatkan pengalaman dan hasil.

c. Menyimpan Catatan

Simpan catatan wawancara untuk keperluan hukum dan pelatihan. Ini juga dapat membantu dalam meninjau respons kandidat nantinya jika diperlukan.

Kesimpulan

Wawancara virtual adalah alat yang kuat untuk rekrutmen modern. Dengan mengikuti praktik terbaik ini, perekrut dapat memastikan proses wawancara yang mulus, profesional, dan efektif yang menguntungkan baik organisasi maupun kandidat. Ingat bahwa kunci dari wawancara virtual yang sukses terletak pada persiapan, komunikasi yang efektif, dan penggunaan teknologi untuk menciptakan lingkungan yang menyambut dan adil.

Bagikan

Sumber Daya Manusia Sebagai Aset Perusahaan

sumber-daya-manusia

Sumber Daya Manusia Sebagai Aset Perusahaan

Perusahaan sebagai badan usaha memiliki tujuan untuk menghasilkan produk/layanan yang terus berkembang untuk meningkatkan nilai perusahaan. Nilai aset perusahaan terdiri dari aspek fisik dan non-fisik. Aspek fisik perusahaan terlihat dari properti, tanah dan investasi lainnya sedangkan aspek non-fisik perusahaan dapat dilihat dari citra perusahaan, budaya organisasi dan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. 

Mengapa SDM yang kompeten juga bagian dari aset perusahaan?

Pada umumnya aset akan mengalami depresiasi seiring berjalannya waktu, berbeda dengan aset tak berwujud yang cenderung meningkat seiring berjalannya waktu. SDM yang kompeten masuk sebagai aset tak benda (intangible) karena memberikan kontribusi yang signifikan dalam segi pertumbuhan, produktivitas dan inovasi yang terus meningkat bagi perusahaan. 

Sesuai namanya, sumber daya manusia merupakan sumber daya yang dapat terus dikembangkan perusahaan sebagai aset investasi. Konsep SDM yang kompeten sebagai aset perusahaan yang perlu terus dikembangkan dalam dunia psikologi organisasi adalah Human Capital.

Human capital merupakan istilah untuk melihat pengetahuan, pengalaman, keterampilan, kompetensi yang dimiliki individu/kelmpok dari sudut pandang nilai ekonomisnya. Ada beberapa aspek human capital seperti: tingkat pendidikan seseorang dalam memahami teori, prinsip ilmu pengetahuan yang dapat menunjang produktivitasnya, keterampilan kerja meliputi keterampilan praktis untuk dapat menyelesaikan tugasnya secara efisien dan efektif yang bisa didapat dari pengalaman kerja, kreativitas untuk menghasilkan ide baru yang dapat menemukan solusi baru bagi organisasi.

Serupa namun tak sama

Seringkali human capital dianggap sama dengan human resource dalam suatu organisasi. Terdengar hampir sama karena memang memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengelola SDM namun keduanya memiliki perbedaan sudut pandang dalam melihat sumber daya manusia. Perbedaan sudut pandang inilah yang berdampak pada perbedaan perlakuan organisasi terhadap individu.

Human resource memiliki pandangan yang lebih tradisional dalam melihat SDM. Sudut pandang human resource melihat tenaga kerja sebagai sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dan pada periode tertentu sumber daya tersebut akan habis.

Organisasi melihat tenaga kerja diberikan pelatihan sesuai kebutuhan perusahaan untuk menunjang tugas yang harus diselesaikan. Pendekatan ini membuat tenaga kerja hanya fokus pada kebutuhan jangka pendek organisasi.

Lain hal dengan human resource, human capital melihat tenaga kerja sebagai aset berharga yang harus dikembangkan secara kontinu oleh organisasi. Fokus utama dari human capital adalah kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja dan perkembangan kemampuan yang didapat dari hasil peningkatan kompetensi.

Human capital berfokus untuk meningkatkan nilai ekonomi tenaga kerja bagi perusahaan sehingga perusahaan memberikan pelatihan yang meningkatkan kemampuan tenaga kerja. 

Bisakah keduanya HR dan HC berjalan berdampingan?

Bisa, HR dapat berfokus pada bagian administratif dan operasional dalam manajemen SDM dan HC dapat memusatkan pada bagian memahami dan mengukur tingkat ekonomi dari pengetahuan, pengalaman SDM. 

Manfaat Human Capital

Sebagai SDM, peningkatan ilmu pengetauhan dapat dilihat sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas kepuasan kerja dan kesejahteraan kerja serta mampu membuka peluang yang lebih besar terhadap karir untuk posisi yang lebih tinggi.

Sebagai organisasi, pengembangan SDM dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas yang menghasilkan peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan dan mendorong solusi yang inovatif. Organisasi juga dapat memiliki jumlah SDM yang lebih efisien dikarenakan SDM yang kompeten dapat mengurangi beban kerja manajemen. Selain itu, dengan mengembangkan HC dapat meningkatkan kualitas budaya belajar yang tinggi.

Kehadiran Psyche Humanus ada untuk menjawab kebutuhan perusahaan dalam mengelola human capital. Psyche Humanus menawarkan proses coaching yang dapat diberikan kepada organisasi/korporat dengan memberikan pendampingan terhadap perusahaan baik secara offline maupun online.

Bagikan

Soft Skill dan Pengalaman Organisasi dalam Penilaian Recruiter

soft-skill

Soft Skill dan Pengalaman Organisasi dalam Penilaian Recruiter

Tips untuk meningkatkan peluang dalam mendapatkan pekerjaan saat ini sangat berharga. Tidak ada keraguan bahwa keahlian teknis dan pengalaman kerja penting, tetapi soft skill juga memainkan peran penting dalam proses rekrutmen. Soft skill juga dikenal sebagai keterampilan interpersonal atau keterampilan individu, dimana keterampilan yang ada terkait berbagai kemampuan non-teknis.

Banyak perusahaan saat ini mencari karyawan yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, berkomunikasi dengan baik, dan memiliki keahlian dalam mengelola konflik. Soft skill yang kuat dapat membantu seseorang menjadi individu yang lebih efektif dalam bekerja dan berkolaborasi dengan orang lain.

Salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan soft skill adalah dengan mengikuti kegiatan organisasi di perkuliahan. Bergabung dengan sebuah organisasi atau komunitas dapat memberikan kesempatan untuk mengasah keahlian interpersonal, kepemimpinan, dan kerjasama. Mengikuti proyek bersama, menghadiri pertemuan, dan berpartisipasi dalam kegiatan organisasi dapat memberikan wawasan berharga yang nantinya akan membantu dalam proses seleksi pekerjaan.

Bergabung dengan organisasi atau komunitas dapat memberikan berbagai kesempatan untuk mengembangkan soft skill. Melalui partisipasi aktif dalam organisasi, dapat mengasah beberapa soft skill, diantaranya;

  1. Komunikasi: 

Kemampuan berkomunikasi dalam menyampaikan ide, menyelesaikan konflik, atau membangun hubungan, keterampilan komunikasi yang kuat sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan pemahaman dan kolaborasi.

  1. Kerja Sama Tim: 

Kemampuan untuk bekerja secara efektif dengan orang lain sangatlah penting. Soft skill seperti empati, mendengarkan secara aktif, dan resolusi konflik sangat penting untuk membangun tim yang kohesif dan mencapai tujuan bersama.

  1. Adaptasi dan Resiliensi: 

Kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat dalam berbagai situasi dan bangkit kembali dari suatu masalah akan lebih siap untuk berkembang dalam lingkungan yang dinamis. 

  1. Problem Solving:

Kemampuan untuk berpikir kritis, kreativitas, dan sumber daya memberdayakan individu untuk mendekati masalah dari berbagai sudut pandang dan menemukan solusi inovatif.

  1. Kecerdasan Emosional:

Kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi, kecerdasan emosional yang baik memungkinkan individu untuk membangun hubungan yang lebih kuat, dan membuat keputusan yang lebih tepat.

  1. Leadership:

Kemampuan untuk memimpin bukan hanya tentang otoritas atau hierarki,  keterampilan seperti empati, komunikasi, dan menghadapi konflik sangat penting untuk kepemimpinan yang efektif, baik saat memimpin atau membimbing tim.

Di dunia yang sangat terhubung dan berubah dengan cepat saat ini, soft skill menjadi sangat penting. Meskipun hard skill dapat membantu mendapatkan pekerjaan nantinya, seringkali soft skill yang menentukan kesuksesan dan keberlangsungan dalam suatu pekerjaan. Universitas memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk memperluas jaringan sosial mereka dan membangun hubungan yang bermakna dengan rekan-rekan, fakultas, dan para profesional. 

Soft skill seperti membangun jaringan, komunikasi interpersonal, dan resolusi konflik sangat berharga untuk menjalin hubungan dan membangun komunitas yang saling mendukung. Banyak universitas menawarkan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengambil peran kepemimpinan dalam organisasi kemahasiswaan, klub, dan proyek-proyek komunitas. Terlibat dalam pengalaman kepemimpinan membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang penting seperti pengambilan keputusan, delegasi, dan resolusi konflik.

Banyak perusahaan menyadari bahwa mempekerjakan karyawan dengan soft skill yang kuat akan membantu meningkatkan produktivitas, kepuasan karyawan, dan kolaborasi tim. Soft skill melibatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, memahami dan mengelola emosi dengan baik, berkomunikasi secara efektif, dan bekerja sama dengan orang lain.

Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan adalah salah satu soft skill yang penting. Di dunia bisnis yang terus berkembang dengan cepat, perusahaan perlu karyawan yang dapat dengan cepat beradaptasi dengan perubahan teknologi, strategi bisnis, dan kebutuhan pasar. Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan juga mencakup fleksibilitas dan kemampuan untuk belajar hal-hal baru dengan cepat.

Komunikasi yang efektif juga merupakan soft skill yang penting. Karyawan yang dapat berkomunikasi dengan jelas dan dengan baik akan dapat mempengaruhi orang lain, menyelesaikan konflik dengan baik, dan membangun hubungan kerja yang kuat. Komunikasi yang efektif juga melibatkan kemampuan untuk mendengarkan dengan baik, menyampaikan gagasan dengan jelas, dan menggunakan bahasa tubuh yang tepat.

Kepemimpinan dan kerjasama adalah soft skill lain yang sangat penting di tempat kerja. Karyawan yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik dapat menginspirasi dan memotivasi orang lain, mengarahkan tim dengan efektif, dan mengelola sumber daya dengan bijaksana. Kemampuan untuk bekerja sama dengan baik dengan rekan kerja dan anggota tim lainnya juga dibutuhkan dalam menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif.

Kesimpulan 

Soft skill menjadi prioritas saat mencari kandidat pekerja di pasaran yang kompetitif saat ini. Perusahaan sering memprioritaskan kandidat yang memiliki kemampuan komunikasi yang kuat, keterampilan kerja tim, dan kecerdasan emosional, karena kualitas-kualitas ini sangat penting untuk sukses di lingkup kerja. Sehingga, lulusan yang memiliki pengalaman berorganisasi atau pengalaman dalam kegiatan kemahasiswaan memiliki kesempatan yang tinggi untuk diterima bekerja sesuai dengan bidang yang diinginkan.

Bagikan

Dalam Proses Rekrutmen Jangan Asal Jawab Pertanyaan Hobi Ya!

proses-rekrutmen

Dalam Proses Rekrutmen Jangan Asal Jawab Pertanyaan Hobi Ya!

Di tengah persaingan ketat di dunia kerja, Proses Rekrutmen tidak hanya sekedar mencari kandidat dengan kualifikasi terbaik dari sisi akademik atau pengalaman kerja. Aspek-aspek seperti kepribadian, minat pribadi, dan tentu saja, hobi, juga memiliki peran penting dalam menentukan kesesuaian seorang kandidat dengan budaya perusahaan. Hobi, aktivitas yang sering dianggap sepele, ternyata bisa mengungkap banyak hal tentang potensi dan karakter seorang pelamar.

Mengapa Hobi?

Hobi pada dasarnya adalah sebuah kegiatan yang mengajak sejenak melupakan hiruk pikuk rutinitas. Hobi seharusnya bersifat rekreasional. Beberapa orang melakukan hobi ini sambil lalu, beberapa melakukannya dengan serius hingga mengejar prestasi, bahkan beberapa juga menjadikannya sebagai mata pencaharian. Tapi ada juga, orang yang tidak punya hobi.

Pertanyaan tentang hobi seringkali diajukan oleh rekruter dalam proses rekrutmen untuk beberapa alasan:

Mengetahui minat dan kepribadian

Hobi sering mencerminkan minat dan kepribadian seseorang di luar lingkup profesional. Rekruter mungkin tertarik untuk mengetahui apakah pelamar memiliki minat yang sesuai dengan budaya perusahaan atau nilai-nilai yang mereka junjung tinggi.

Memahami keterampilan tambahan

Beberapa hobi melibatkan pengembangan keterampilan tambahan yang mungkin relevan dengan posisi yang sedang dilamar. Misalnya, hobi seperti bermain musik, memasak, atau fotografi dapat menunjukkan kemampuan kreatif, ketekunan, atau bahkan keterampilan manajemen waktu.

Mencari kesesuaian budaya perusahaan

Hobi juga dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana seseorang akan berinteraksi dengan tim dan menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan. Misalnya, seseorang yang aktif dalam kegiatan sosial mungkin lebih cocok dengan budaya perusahaan yang mendorong kolaborasi dan komunikasi.

Pembicaraan informal

Pertanyaan tentang hobi juga dapat membantu menciptakan suasana yang lebih santai dan informal dalam wawancara, memungkinkan pelamar untuk menunjukkan kepribadian mereka di luar konteks profesional.

Rekruter yang jeli, dia tidak diam saja ketika kandidat menyatakan bahwa hobby nya menyanyi. Rekruter akan menanyakan “ seringkali kamu nyanyi bersama siapa? Sendiri, punya band, ikut vocal group, ikut paduan suara atau bagaimana?”
Pasti interpretasinya beda kalau seseorang yang terbiasa menyanyi sendiri dan menyanyi bersama paduan suara.

Demikian pula ketika kandidat menyatakan hobby nya adalah nonton film. Pasti akan beda karateristik antara yang suka nonton film action dan drama. Nonton film serial dan bukan serial.

Pertanyaan hobi ini juga paling banyak yang menuliskan bahwa hobinya adalah membaca. Biasanya secara spontan dilanjutkan dengan jawaban membaca buku. Tapi ketika ditanyakan kapan terakhir baca buku dan buku apa yang dibaca, seringkali mereka tersipu malu karena yang dibaca ternyata bukan buku tapi postingan dan komentar netizen di sosmed.

Demikian pula dengan jawaban hobi jalan-jalan. Ternyata jalan-jalan nya ke mall. Tidak ada yang salah dengan jawaban hobi jalan ke mall, asalkan ada penjelasan yang cukup bermakna. Bandingkan jawaban ini:

Kandidat 1: “ya suka saja jalan di mall”

Kandidat 2: “buat beberapa orang kesannya memang buang waktu, tapi buat saya, jalan di mall itu relaxing, lihat banyak jenis orang, produk menarik, dll. Selain itu, I believe, shopping is my cardio”

Jadi, ketika seorang rekruter bertanya tentang hobi, mereka mungkin ingin mengetahui lebih banyak tentang pelamar sebagai individu, termasuk minat, keterampilan, dan bagaimana mereka dapat berkontribusi secara holistik dalam lingkungan kerja.

Yuk cari tahu lebih lanjut tentang teknik interview untuk interviewer maupun interviewee bersama tim Psyche Humanus. Silahkan hubungi kami DISINI

Bagikan

Apa itu KPI, Pentingnya dan Langkah Implementasinya

apa-itu-kpi

Apa itu KPI, Pentingnya dan Langkah Implementasinya

Dalam dunia bisnis yang kompetitif saat ini, penggunaan Key Performance Indicators (KPI) menjadi sangat penting untuk memastikan kesuksesan organisasi. KPI adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai efektivitas dan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan. Artikel ini akan menggali mendalam tentang apa itu KPI, mengapa KPI penting, jenis-jenis KPI, dan bagaimana cara mengimplementasikannya dengan efektif untuk memaksimalkan produktivitas dan efisiensi bisnis.

Apa Itu Key Performance Indicators (KPI)?

Key Performance Indicators (KPI) adalah metrik yang quantifiable yang digunakan untuk menggambarkan kinerja organisasi dalam mencapai tujuan strategis dan operasional. Dengan KPI, perusahaan dapat mengukur seberapa baik mereka melakukan tugas-tugas penting yang secara langsung berdampak pada keberhasilan finansial dan operasional.

Mengapa KPI Penting?

KPI sangat vital karena membantu organisasi:

Mengukur Kemajuan

KPI menyediakan data konkret yang dapat digunakan untuk mengukur kemajuan terhadap tujuan yang ditetapkan.

Membuat Keputusan yang Informatif

Dengan informasi dari KPI, manajemen dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih informasi.

Meningkatkan Kinerja

KPI mendorong karyawan dan tim untuk meningkatkan kinerja mereka melalui target yang jelas dan terukur.

Mendeteksi Masalah

KPI bisa membantu mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan sebelum menjadi masalah yang lebih serius.

Jenis-Jenis KPI

Ada beberapa jenis KPI yang bisa digunakan oleh perusahaan, tergantung pada sektor industri dan tujuan spesifik mereka, antara lain:

  1. KPI Keuangan: Misalnya, laba bersih, rasio likuiditas, ROI, dan lain-lain.
  2. KPI Operasional: Seperti, waktu produksi, rate error produksi, efisiensi line produksi.
  3. KPI Pemasaran: Termasuk, lead generation, konversi sales, engagement media sosial.
  4. KPI SDM: Contoh, turnover karyawan, kepuasan karyawan, waktu perekrutan.

Langkah-langkah Implementasi KPI yang Efektif

1. Penentuan Tujuan yang Jelas

Langkah pertama dalam implementasi KPI adalah menetapkan tujuan yang jelas dan realistis. Tujuan ini harus align dengan visi dan misi perusahaan.

2. Pilih KPI yang Relevan

Tidak semua KPI cocok untuk setiap situasi. Pilihlah KPI yang paling relevan dengan tujuan bisnis Anda.

3. Komunikasi yang Efektif

KPI harus dikomunikasikan secara efektif kepada semua pemangku kepentingan dalam organisasi untuk memastikan bahwa semua orang mengerti tujuan dan bagaimana KPI akan diukur.

4. Evaluasi dan Penyesuaian

KPI harus dievaluasi secara berkala untuk menentukan efektivitasnya. Lakukan penyesuaian jika diperlukan untuk memastikan bahwa KPI masih relevan dengan tujuan bisnis.

Kesimpulan

Jadi apa itu KPI? Key Performance Indicators (KPI) adalah alat yang sangat penting dalam manajemen bisnis. Mereka membantu organisasi mengukur seberapa efektif mereka dalam mencapai tujuan strategis dan operasional. Dengan implementasi KPI yang tepat, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, membuat keputusan yang lebih baik, dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas dan efisiensi. KPI adalah tentang menciptakan nilai; dengan mengukur yang tepat, organisasi dapat berjalan lebih efisien, lebih efektif, dan lebih kompetitif.

Bagikan

Compensation and Benefit: Definisi, Manfaat dan Jenisnya

compensation-and-benefit

Compensation and Benefit: Definisi, Manfaat dan Jenisnya

Dalam dunia sumber daya manusia, “Compensation and Benefit” merujuk pada gaji dan keuntungan lain yang diterima karyawan sebagai imbalan atas pekerjaan mereka. Topik ini sangat penting bagi baik majikan maupun karyawan karena langsung mempengaruhi kepuasan kerja, retensi karyawan, dan kesuksesan perusahaan secara keseluruhan. Artikel ini akan menggali apa itu kompensasi dan manfaat, pentingnya, jenis-jenisnya, dan strategi efektif untuk implementasinya.

Compensation and Benefit

Kompensasi

Kompensasi adalah imbalan finansial yang diterima karyawan untuk pekerjaan mereka. Ini merupakan faktor kritis dalam hubungan kerja, bertindak sebagai motivator utama untuk kinerja karyawan dan alasan utama bagi individu untuk mencari pekerjaan. Compensation dapat dibagi menjadi dua kategori utama: kompensasi langsung dan tidak langsung.

  • Direct Compensation: Ini termasuk gaji, upah, komisi, dan bonus yang dibayarkan langsung kepada karyawan untuk pekerjaan mereka.
  • Non-Direct Compensation: Ini merujuk pada manfaat non-moneter seperti asuransi kesehatan, rencana pensiun, cuti berbayar, dan bentuk manfaat lain yang diterima karyawan sebagai bagian dari paket pekerjaan mereka.

Benefit

Benefit, sering disebut sebagai manfaat tambahan, adalah bentuk kompensasi tidak langsung yang ditawarkan majikan kepada karyawan di atas gaji reguler mereka. Ini biasanya merupakan kompensasi non-upah yang tidak dibayarkan langsung kepada karyawan dalam bentuk tunai. Manfaat termasuk asuransi kesehatan, rencana pensiun, cuti berbayar, dan lainnya. Mereka memainkan peran krusial dalam meningkatkan paket kompensasi keseluruhan, membuat tawaran pekerjaan lebih menarik.

Pentingnya Compensation and Benefit

Kompensasi dan manfaat tidak hanya penting bagi karyawan; mereka sangat penting bagi majikan juga. Paket kompensasi dan manfaat yang terstruktur dengan baik dapat membantu menarik talenta terbaik dan mempertahankan karyawan terampil. Ini mencerminkan nilai-nilai organisasi dan komitmen terhadap kepuasan karyawan, berkontribusi pada moral dan motivasi yang lebih tinggi.

Bagi karyawan, paket kompensasi dan manfaat yang komprehensif memberikan keamanan finansial dan ketenangan pikiran, mengetahui bahwa mereka dan keluarga mereka terlindungi. Ini juga bertindak sebagai motivator, mendorong karyawan untuk melakukan yang terbaik, mengetahui bahwa usaha mereka diakui dan dihargai.

Jenis Compensation and Benefit

Jenis Kompensasi

  1. Gaji Pokok: Inti dari pendapatan seorang karyawan, biasanya diberikan sebagai angka tahunan atau upah per jam.
  2. Bonus: Kompensasi tambahan berdasarkan kinerja atau profitabilitas perusahaan.
  3. Komisi: Umum di peran penjualan, di mana karyawan menerima persentase dari penjualan yang mereka hasilkan.
  4. Upah Lembur: Kompensasi tambahan untuk jam kerja di luar jadwal kerja normal.

Jenis Manfaat

  1. Asuransi Kesehatan: Menutupi biaya medis untuk karyawan dan terkadang keluarga mereka.
  2. Rencana Pensiun: Membantu karyawan menabung untuk pensiun, seringkali dengan kontribusi dari majikan.
  3. Cuti Berbayar: Termasuk liburan, cuti sakit, dan hari libur nasional.
  4. Program Bantuan Karyawan: Menyediakan dukungan untuk masalah pribadi, seperti layanan konseling.

Strategi Efektif untuk Implementasi Compensation and Benefit

  1. Mengerti Standar Pasar: Lakukan riset pasar untuk memastikan kompensasi dan manfaat Anda kompetitif.
  2. Selaras dengan Tujuan Organisasi: Pastikan strategi kompensasi Anda mendukung tujuan dan budaya perusahaan Anda.
  3. Transparansi: Komunikasikan dengan jelas kebijakan kompensasi dan manfaat kepada karyawan.
  4. Fleksibilitas: Tawarkan paket manfaat fleksibel yang dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan beragam karyawan Anda.
  5. Ulasan Berkala: Secara berkala tinjau dan sesuaikan kompensasi dan manfaat untuk menjaganya tetap relevan dan kompetitif.

Kesimpulan

Kompensasi dan manfaat merupakan aspek fundamental dari hubungan kerja, berdampak signifikan pada kepuasan kerja, retensi karyawan, dan kesuksesan organisasi. Strategi kompensasi yang efektif tidak hanya membantu menarik dan mempertahankan talenta terbaik tetapi juga memotivasi karyawan untuk memberikan kontribusi terbaik mereka kepada organisasi. Dengan memahami dan menerapkan paket kompensasi dan manfaat yang terstruktur dengan baik, perusahaan dapat menumbuhkan tenaga kerja yang termotivasi, mendorong produktivitas dan pertumbuhan.

Bagikan

Human Capital: Definisi, Manfaat dan Strategi Pengembangan

human-capital

Human Capital: Definisi, Manfaat dan Strategi Pengembangan

Human capital adalah aset terpenting dalam setiap organisasi, mengacu pada kumpulan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang dimiliki oleh individu. Dalam dunia yang terus berubah, di mana inovasi dan adaptabilitas menjadi kunci, memahami dan mengembangkan HC bukan hanya opsi, melainkan keharusan. Artikel ini akan menjelaskan konsep HC, pentingnya dalam era modern, strategi pengembangan, dan tantangan yang dihadapi dalam mengoptimalkannya.

Pengertian Human Capital

Istilah ‘human capital‘ pertama kali muncul dalam karya ekonomis abad ke-18 dan telah berevolusi sejak saat itu. Dalam konteks saat ini, human capital mengacu pada kumpulan atribut produktif yang dimiliki individu, termasuk pendidikan, pengalaman kerja, keahlian, dan kesehatan. Aset ini memberikan nilai ekonomi karena kontribusinya terhadap produktivitas, inovasi, dan pertumbuhan organisasi.

Pentingnya Human Capital

Pentingnya HC dalam organisasi tidak bisa dilebih-lebihkan. Karyawan yang terampil dan berpengetahuan luas adalah kunci keberhasilan jangka panjang. Mereka tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga membantu dalam inovasi dan pengambilan keputusan strategis.

Dalam ekonomi pengetahuan saat ini, HC adalah faktor diferensiasi utama di antara organisasi. Perusahaan dengan human capital yang kuat cenderung lebih inovatif, adaptif, dan mampu bersaing di pasar global yang semakin kompetitif.

Strategi Pengembangan Human Capital

Pengembangan HC membutuhkan pendekatan yang terstruktur dan strategis. Berikut adalah beberapa strategi kunci untuk mengembangkan HC dalam organisasi:

  1. Pendidikan dan Pelatihan: Investasi dalam pendidikan dan pelatihan karyawan adalah cara yang paling langsung untuk meningkatkan HC. Ini tidak hanya meningkatkan keahlian karyawan tetapi juga motivasi dan loyalitas mereka.

  2. Perekrutan yang Tepat: Memilih individu yang tepat adalah langkah awal dalam membangun HC yang kuat. Proses perekrutan harus dirancang untuk menarik kandidat yang tidak hanya terampil tetapi juga sejalan dengan budaya dan nilai organisasi.

  3. Pengembangan Kepemimpinan: Mengembangkan pemimpin internal sangat penting untuk pertumbuhan berkelanjutan. Program pengembangan kepemimpinan dapat membantu mengidentifikasi dan mengasah calon pemimpin, memastikan keberlanjutan kepemimpinan yang efektif.

  4. Kesehatan dan Kesejahteraan: Kesejahteraan karyawan adalah aspek penting dari human capital. Karyawan yang sehat dan bahagia lebih produktif, lebih kreatif, dan lebih loyal.

  5. Keragaman dan Inklusi: Membangun lingkungan kerja yang beragam dan inklusif dapat meningkatkan kinerja organisasi. Keragaman membawa berbagai perspektif, yang dapat memperkaya pengambilan keputusan dan inovasi.

Tantangan dalam Pengembangan Human Capital

Meskipun pentingnya tidak diragukan, pengembangan HC menghadapi berbagai tantangan. Pertama, perubahan teknologi yang cepat membutuhkan karyawan untuk terus belajar dan beradaptasi, yang bisa menjadi beban. Kedua, perubahan demografis dan ekspektasi generasi baru mengharuskan organisasi untuk terus mengupdate pendekatan mereka dalam mengelola dan mengembangkan karyawan. Ketiga, pengukuran efektivitas investasi dalam HC bisa kompleks, karena banyak manfaatnya bersifat jangka panjang dan sulit diukur.

Kesimpulan

HC adalah inti dari setiap organisasi yang sukses. Mengembangkannya membutuhkan pendekatan yang holistik, yang tidak hanya fokus pada pengembangan keahlian tetapi juga kesejahteraan, keragaman, dan adaptabilitas karyawan. Dalam dunia yang terus berubah, investasi dalam HC.

Bagikan

THR untuk Karyawan, Ini Dia Cara Menghitungnya

THR

THR untuk Karyawan, Ini Dia Cara Menghitungnya

Tunjangan Hari Raya (THR) adalah komponen penting dalam budaya kerja di Indonesia, memberikan dukungan finansial kepada karyawan menjelang perayaan hari besar keagamaan. Menghitung Tunjangan Hari Raya dengan tepat adalah kewajiban setiap perusahaan untuk memastikan keadilan dan kepatuhan terhadap regulasi. Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk menghitung Tunjangan Hari Raya bagi karyawan

Memahami Ketentuan Hukum

Sebelum menghitung Tunjangan Hari Raya, penting bagi perusahaan untuk memahami ketentuan hukum yang berlaku. Menurut peraturan pemerintah Indonesia, semua karyawan yang telah bekerja minimal satu bulan berhak menerima Tunjangan Hari Raya.

Menentukan Dasar Penghitungan THR

Dasar penghitungan Tunjangan Hari Raya biasanya adalah gaji pokok ditambah tunjangan tetap yang diterima oleh karyawan. Komponen-komponen seperti tunjangan makan, transportasi, atau insentif lainnya yang bersifat tidak tetap umumnya tidak termasuk dalam perhitungan Tunjangan Hari Raya.

Menghitung THR untuk Karyawan Tetap

Untuk karyawan tetap yang telah bekerja lebih dari satu tahun, perhitungan Tunjangan Hari Raya dilakukan sebagai berikut:

THR = 1 x Gaji Bulanan (Gaji Pokok + Tunjangan Tetap)

Contoh: Jika seorang karyawan memiliki gaji pokok Rp5.000.000 dan tunjangan tetap Rp1.000.000, maka THR yang diterima adalah Rp6.000.000.

Menghitung THR untuk Karyawan Tidak Tetap atau Baru

Karyawan yang belum genap satu tahun bekerja di perusahaan menerima Tunjangan Hari Raya secara proporsional berdasarkan lama kerjanya:

THR = (Bulan Kerja / 12) x Gaji Bulanan

Contoh: Seorang karyawan dengan gaji bulanan Rp6.000.000 yang bekerja selama 6 bulan akan menerima Tunjangan Hari Raya sebesar Rp3.000.000.

Memperhatikan Ketentuan Khusus

Beberapa perusahaan mungkin memiliki ketentuan khusus terkait perhitungan Tunjangan Hari Raya yang telah disepakati dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau kesepakatan bersama. Ketentuan ini harus diikuti selama tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah.

Waktu Pencairan THR

Perusahaan harus mencairkan Tunjangan Hari Raya paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan, hal ini tercantum pada surat edaran (SE) Nomor M/2/HK.04/III/2024. Keterlambatan pencairan Tunjangan Hari Raya bisa menimbulkan sanksi hukum bagi perusahaan.

Dokumentasi dan Transparansi

Perusahaan harus menyediakan slip atau bukti pembayaran Tunjangan Hari Raya yang mendetail kepada karyawan, mencantumkan perhitungan Tunjangan Hari Raya yang jelas. Hal ini mencegah kesalahpahaman dan memastikan transparansi.

Kesimpulan

Menghitung Tunjangan Hari Raya dengan benar adalah tanggung jawab penting perusahaan terhadap karyawannya. Pemahaman yang jelas tentang cara menghitung Tunjangan Hari Raya tidak hanya memastikan kepatuhan terhadap peraturan, tetapi juga menunjukkan apresiasi perusahaan terhadap kontribusi karyawan. Dengan mempersiapkan dan merencanakan dengan baik, perusahaan dapat memastikan bahwa proses pemberian Tunjangan Hari Raya berjalan lancar dan adil bagi semua pihak yang terlibat.

Bagikan