Cara Menyusun Pertanyaan Wawancara yang Tepat dan Efektif
- Mukhammad Nur Khabibulloh
- November 21, 2024
Wawancara adalah salah satu tahap krusial dalam proses rekrutmen. Dengan menyusun pertanyaan wawancara yang tepat, Anda tidak hanya bisa menggali informasi kandidat, tetapi juga memahami karakter, kemampuan, dan kecocokan mereka dengan budaya perusahaan. Artikel ini akan memberikan panduan cara menyusun pertanyaan wawancara yang efektif, disertai tips praktis dan contoh nyata.
1. Pahami Kebutuhan Posisi yang Dibutuhkan
Langkah pertama dalam menyusun pertanyaan wawancara adalah memahami kebutuhan spesifik dari posisi yang sedang Anda isi. Pelajari deskripsi pekerjaan, tanggung jawab utama, dan kompetensi yang dibutuhkan.
Misalnya, jika Anda mencari seorang digital marketer, Anda mungkin ingin menggali pemahaman kandidat tentang strategi SEO, manajemen iklan berbayar, atau analitik data.
Tips:
- Buat daftar tugas utama dari posisi tersebut.
- Identifikasi keterampilan teknis dan soft skill yang relevan.
- Pahami budaya perusahaan untuk memastikan kecocokan kandidat.
2. Pilih Format Pertanyaan yang Tepat
Ada berbagai jenis pertanyaan wawancara, dan setiap jenis memiliki tujuan yang berbeda. Berikut adalah beberapa format yang dapat digunakan:
a. Pertanyaan Situasional
Pertanyaan ini dirancang untuk memahami bagaimana kandidat akan bertindak dalam situasi tertentu. Contohnya:
- “Apa yang akan Anda lakukan jika menghadapi klien yang tidak puas dengan produk kita?”
b. Pertanyaan Perilaku
Jenis ini membantu menggali pengalaman masa lalu kandidat yang relevan dengan posisi yang ditawarkan. Contohnya:
- “Ceritakan pengalaman Anda menyelesaikan proyek dengan deadline yang ketat.”
c. Pertanyaan Teknis
Digunakan untuk menguji keahlian teknis kandidat. Contohnya:
- “Bagaimana Anda mengoptimalkan situs web untuk meningkatkan peringkat SEO?”
d. Pertanyaan Berbasis Nilai
Pertanyaan ini menggali kecocokan kandidat dengan nilai perusahaan. Contohnya:
- “Apa yang memotivasi Anda untuk bekerja dalam tim?”
3. Susun Pertanyaan dari Umum ke Spesifik
Wawancara yang efektif biasanya dimulai dengan pertanyaan pembuka yang bersifat umum, kemudian perlahan menuju pertanyaan yang lebih spesifik. Berikut adalah alurnya:
a. Pertanyaan Pembuka (Ice Breaker)
Tujuannya untuk menciptakan suasana nyaman.
- “Bisakah Anda ceritakan sedikit tentang diri Anda?”
- “Apa yang membuat Anda tertarik melamar di perusahaan kami?”
b. Pertanyaan Utama
Fokus pada pengalaman, keterampilan, dan situasi kerja.
- “Ceritakan tentang tantangan terbesar yang pernah Anda hadapi di pekerjaan sebelumnya.”
- “Bagaimana cara Anda mengelola konflik dalam tim?”
c. Pertanyaan Penutup
Digunakan untuk mengevaluasi minat kandidat dan memberikan kesempatan mereka untuk bertanya.
- “Apakah ada hal yang ingin Anda tanyakan tentang posisi ini?”
4. Sesuaikan Pertanyaan dengan Tingkat Pengalaman Kandidat
Ketika menyusun pertanyaan, sesuaikan dengan tingkat pengalaman kandidat. Berikut contohnya:
a. Kandidat Pemula
- “Apa yang Anda pelajari dari pengalaman magang Anda?”
- “Bagaimana Anda memprioritaskan tugas di tengah deadline yang ketat?”
b. Kandidat Berpengalaman
- “Apa kontribusi terbesar Anda di perusahaan sebelumnya?”
- “Bagaimana Anda memimpin tim untuk mencapai target yang sulit?”
5. Gunakan Pendekatan STAR untuk Pertanyaan Perilaku
Pendekatan STAR (Situation, Task, Action, Result) membantu menggali jawaban terstruktur dari kandidat. Susun pertanyaan dengan tujuan agar kandidat menjawab sesuai format ini:
- Situation: Kandidat menjelaskan situasi tertentu.
- Task: Kandidat menyebutkan tugas atau tanggung jawab.
- Action: Kandidat menjelaskan tindakan yang diambil.
- Result: Kandidat memaparkan hasil yang dicapai.
Contoh pertanyaan:
- “Ceritakan tentang sebuah situasi di mana Anda berhasil meningkatkan efisiensi kerja tim.”
6. Hindari Pertanyaan yang Tidak Relevan
Pertanyaan yang terlalu umum atau tidak relevan bisa membuang waktu dan memberikan kesan kurang profesional. Berikut adalah beberapa contoh yang sebaiknya dihindari:
- “Apa zodiak Anda?”
- “Berapa gaji pasangan Anda?”
- “Apa hobi Anda di akhir pekan?”
Alih-alih, fokus pada pertanyaan yang berhubungan langsung dengan pekerjaan dan kompetensi kandidat.
7. Beri Ruang untuk Pertanyaan Kreatif
Pertanyaan kreatif dapat membantu mengungkap cara berpikir kandidat yang unik. Namun, pastikan pertanyaan tersebut masih relevan dengan posisi yang dilamar.
Contoh:
- “Jika Anda diberi anggaran tak terbatas untuk sebuah proyek, bagaimana Anda akan mengelolanya?”
- “Apa satu ide inovatif yang pernah Anda usulkan dan bagaimana dampaknya?”
8. Gunakan Pertanyaan Follow-Up
Jangan hanya puas dengan jawaban pertama kandidat. Ajukan pertanyaan lanjutan untuk menggali lebih dalam:
- “Bisakah Anda menjelaskan lebih detail tentang langkah-langkah yang Anda ambil?”
- “Apa pelajaran yang Anda ambil dari pengalaman tersebut?”
9. Berikan Penilaian yang Objektif
Setiap pertanyaan yang diajukan harus memiliki tujuan evaluasi yang jelas. Gunakan kriteria penilaian yang objektif seperti:
- Relevansi jawaban dengan posisi.
- Kejelasan dan struktur jawaban.
- Sikap dan kepribadian yang ditunjukkan selama wawancara.
10. Siapkan Pertanyaan untuk Mengevaluasi Motivasi
Motivasi kerja adalah elemen penting yang perlu dievaluasi. Berikut beberapa pertanyaan untuk menggali motivasi kandidat:
- “Apa yang memotivasi Anda untuk bekerja di bidang ini?”
- “Bagaimana Anda tetap termotivasi saat menghadapi tekanan kerja?”
Kesimpulan
Menyusun pertanyaan wawancara yang efektif adalah seni yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan perusahaan dan posisi yang ditawarkan. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat menciptakan wawancara yang terstruktur, relevan, dan memberikan wawasan mendalam tentang kandidat. Pertanyaan yang tepat tidak hanya membantu Anda memilih talenta terbaik tetapi juga memastikan kandidat merasa dihargai dan tertarik pada perusahaan Anda.
Bagikan
Recent Article
- All Posts
- Family
- Human Capital
- Leadership
- Learning and Development
- Psychology
