psychehumanus.id

Sumber Daya Manusia Sebagai Aset Perusahaan

sumber-daya-manusia

psychehumanus.id April 24, 2024 Perusahaan sebagai badan usaha memiliki tujuan untuk menghasilkan produk/layanan yang terus berkembang untuk meningkatkan nilai perusahaan. Nilai aset perusahaan terdiri dari aspek fisik dan non-fisik. Aspek fisik perusahaan terlihat dari properti, tanah dan investasi lainnya sedangkan aspek non-fisik perusahaan dapat dilihat dari citra perusahaan, budaya organisasi dan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.  Mengapa SDM yang kompeten juga bagian dari aset perusahaan? Pada umumnya aset akan mengalami depresiasi seiring berjalannya waktu, berbeda dengan aset tak berwujud yang cenderung meningkat seiring berjalannya waktu. SDM yang kompeten masuk sebagai aset tak benda (intangible) karena memberikan kontribusi yang signifikan dalam segi pertumbuhan, produktivitas dan inovasi yang terus meningkat bagi perusahaan.  Sesuai namanya, sumber daya manusia merupakan sumber daya yang dapat terus dikembangkan perusahaan sebagai aset investasi. Konsep SDM yang kompeten sebagai aset perusahaan yang perlu terus dikembangkan dalam dunia psikologi organisasi adalah Human Capital. Human capital merupakan istilah untuk melihat pengetahuan, pengalaman, keterampilan, kompetensi yang dimiliki individu/kelmpok dari sudut pandang nilai ekonomisnya. Ada beberapa aspek human capital seperti: tingkat pendidikan seseorang dalam memahami teori, prinsip ilmu pengetahuan yang dapat menunjang produktivitasnya, keterampilan kerja meliputi keterampilan praktis untuk dapat menyelesaikan tugasnya secara efisien dan efektif yang bisa didapat dari pengalaman kerja, kreativitas untuk menghasilkan ide baru yang dapat menemukan solusi baru bagi organisasi. Serupa namun tak sama Seringkali human capital dianggap sama dengan human resource dalam suatu organisasi. Terdengar hampir sama karena memang memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengelola SDM namun keduanya memiliki perbedaan sudut pandang dalam melihat sumber daya manusia. Perbedaan sudut pandang inilah yang berdampak pada perbedaan perlakuan organisasi terhadap individu. Human resource memiliki pandangan yang lebih tradisional dalam melihat SDM. Sudut pandang human resource melihat tenaga kerja sebagai sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dan pada periode tertentu sumber daya tersebut akan habis. Organisasi melihat tenaga kerja diberikan pelatihan sesuai kebutuhan perusahaan untuk menunjang tugas yang harus diselesaikan. Pendekatan ini membuat tenaga kerja hanya fokus pada kebutuhan jangka pendek organisasi. Lain hal dengan human resource, human capital melihat tenaga kerja sebagai aset berharga yang harus dikembangkan secara kontinu oleh organisasi. Fokus utama dari human capital adalah kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja dan perkembangan kemampuan yang didapat dari hasil peningkatan kompetensi. Human capital berfokus untuk meningkatkan nilai ekonomi tenaga kerja bagi perusahaan sehingga perusahaan memberikan pelatihan yang meningkatkan kemampuan tenaga kerja.  Bisakah keduanya HR dan HC berjalan berdampingan? Bisa, HR dapat berfokus pada bagian administratif dan operasional dalam manajemen SDM dan HC dapat memusatkan pada bagian memahami dan mengukur tingkat ekonomi dari pengetahuan, pengalaman SDM.  Manfaat Human Capital Sebagai SDM, peningkatan ilmu pengetauhan dapat dilihat sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas kepuasan kerja dan kesejahteraan kerja serta mampu membuka peluang yang lebih besar terhadap karir untuk posisi yang lebih tinggi. Sebagai organisasi, pengembangan SDM dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas yang menghasilkan peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan dan mendorong solusi yang inovatif. Organisasi juga dapat memiliki jumlah SDM yang lebih efisien dikarenakan SDM yang kompeten dapat mengurangi beban kerja manajemen. Selain itu, dengan mengembangkan HC dapat meningkatkan kualitas budaya belajar yang tinggi. Kehadiran Psyche Humanus ada untuk menjawab kebutuhan perusahaan dalam mengelola human capital. Psyche Humanus menawarkan proses coaching yang dapat diberikan kepada organisasi/korporat dengan memberikan pendampingan terhadap perusahaan baik secara offline maupun online. Bagikan Recent Article All Posts Human Capital Leadership Learning and Development Psychology Apa Itu Person-Job Fit dan Pentingnya dalam Meningkatkan Kinerja September 29, 2024/No CommentsRead More Mengenal 4 Drive Motivation dan Penerapannya dalam Kehidupan September 29, 2024/No CommentsRead More Cara Tepat Mengambil Keputusan Bisnis dengan Six Thinking Hats September 26, 2024/No CommentsRead More Load More End of Content.

Soft Skill dan Pengalaman Organisasi dalam Penilaian Recruiter

soft-skill

psychehumanus.id April 24, 2024 Tips untuk meningkatkan peluang dalam mendapatkan pekerjaan saat ini sangat berharga. Tidak ada keraguan bahwa keahlian teknis dan pengalaman kerja penting, tetapi soft skill juga memainkan peran penting dalam proses rekrutmen. Soft skill juga dikenal sebagai keterampilan interpersonal atau keterampilan individu, dimana keterampilan yang ada terkait berbagai kemampuan non-teknis. Banyak perusahaan saat ini mencari karyawan yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, berkomunikasi dengan baik, dan memiliki keahlian dalam mengelola konflik. Soft skill yang kuat dapat membantu seseorang menjadi individu yang lebih efektif dalam bekerja dan berkolaborasi dengan orang lain. Salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan soft skill adalah dengan mengikuti kegiatan organisasi di perkuliahan. Bergabung dengan sebuah organisasi atau komunitas dapat memberikan kesempatan untuk mengasah keahlian interpersonal, kepemimpinan, dan kerjasama. Mengikuti proyek bersama, menghadiri pertemuan, dan berpartisipasi dalam kegiatan organisasi dapat memberikan wawasan berharga yang nantinya akan membantu dalam proses seleksi pekerjaan. Bergabung dengan organisasi atau komunitas dapat memberikan berbagai kesempatan untuk mengembangkan soft skill. Melalui partisipasi aktif dalam organisasi, dapat mengasah beberapa soft skill, diantaranya; Komunikasi:  Kemampuan berkomunikasi dalam menyampaikan ide, menyelesaikan konflik, atau membangun hubungan, keterampilan komunikasi yang kuat sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan pemahaman dan kolaborasi. Kerja Sama Tim:  Kemampuan untuk bekerja secara efektif dengan orang lain sangatlah penting. Soft skill seperti empati, mendengarkan secara aktif, dan resolusi konflik sangat penting untuk membangun tim yang kohesif dan mencapai tujuan bersama. Adaptasi dan Resiliensi:  Kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat dalam berbagai situasi dan bangkit kembali dari suatu masalah akan lebih siap untuk berkembang dalam lingkungan yang dinamis.  Problem Solving: Kemampuan untuk berpikir kritis, kreativitas, dan sumber daya memberdayakan individu untuk mendekati masalah dari berbagai sudut pandang dan menemukan solusi inovatif. Kecerdasan Emosional: Kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi, kecerdasan emosional yang baik memungkinkan individu untuk membangun hubungan yang lebih kuat, dan membuat keputusan yang lebih tepat. Leadership: Kemampuan untuk memimpin bukan hanya tentang otoritas atau hierarki,  keterampilan seperti empati, komunikasi, dan menghadapi konflik sangat penting untuk kepemimpinan yang efektif, baik saat memimpin atau membimbing tim. Di dunia yang sangat terhubung dan berubah dengan cepat saat ini, soft skill menjadi sangat penting. Meskipun hard skill dapat membantu mendapatkan pekerjaan nantinya, seringkali soft skill yang menentukan kesuksesan dan keberlangsungan dalam suatu pekerjaan. Universitas memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk memperluas jaringan sosial mereka dan membangun hubungan yang bermakna dengan rekan-rekan, fakultas, dan para profesional.  Soft skill seperti membangun jaringan, komunikasi interpersonal, dan resolusi konflik sangat berharga untuk menjalin hubungan dan membangun komunitas yang saling mendukung. Banyak universitas menawarkan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengambil peran kepemimpinan dalam organisasi kemahasiswaan, klub, dan proyek-proyek komunitas. Terlibat dalam pengalaman kepemimpinan membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang penting seperti pengambilan keputusan, delegasi, dan resolusi konflik. Banyak perusahaan menyadari bahwa mempekerjakan karyawan dengan soft skill yang kuat akan membantu meningkatkan produktivitas, kepuasan karyawan, dan kolaborasi tim. Soft skill melibatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, memahami dan mengelola emosi dengan baik, berkomunikasi secara efektif, dan bekerja sama dengan orang lain. Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan adalah salah satu soft skill yang penting. Di dunia bisnis yang terus berkembang dengan cepat, perusahaan perlu karyawan yang dapat dengan cepat beradaptasi dengan perubahan teknologi, strategi bisnis, dan kebutuhan pasar. Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan juga mencakup fleksibilitas dan kemampuan untuk belajar hal-hal baru dengan cepat. Komunikasi yang efektif juga merupakan soft skill yang penting. Karyawan yang dapat berkomunikasi dengan jelas dan dengan baik akan dapat mempengaruhi orang lain, menyelesaikan konflik dengan baik, dan membangun hubungan kerja yang kuat. Komunikasi yang efektif juga melibatkan kemampuan untuk mendengarkan dengan baik, menyampaikan gagasan dengan jelas, dan menggunakan bahasa tubuh yang tepat. Kepemimpinan dan kerjasama adalah soft skill lain yang sangat penting di tempat kerja. Karyawan yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik dapat menginspirasi dan memotivasi orang lain, mengarahkan tim dengan efektif, dan mengelola sumber daya dengan bijaksana. Kemampuan untuk bekerja sama dengan baik dengan rekan kerja dan anggota tim lainnya juga dibutuhkan dalam menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif. Kesimpulan  Soft skill menjadi prioritas saat mencari kandidat pekerja di pasaran yang kompetitif saat ini. Perusahaan sering memprioritaskan kandidat yang memiliki kemampuan komunikasi yang kuat, keterampilan kerja tim, dan kecerdasan emosional, karena kualitas-kualitas ini sangat penting untuk sukses di lingkup kerja. Sehingga, lulusan yang memiliki pengalaman berorganisasi atau pengalaman dalam kegiatan kemahasiswaan memiliki kesempatan yang tinggi untuk diterima bekerja sesuai dengan bidang yang diinginkan. Bagikan Recent Article All Posts Human Capital Leadership Learning and Development Psychology Apa Itu Person-Job Fit dan Pentingnya dalam Meningkatkan Kinerja September 29, 2024/No CommentsRead More Mengenal 4 Drive Motivation dan Penerapannya dalam Kehidupan September 29, 2024/No CommentsRead More Cara Tepat Mengambil Keputusan Bisnis dengan Six Thinking Hats September 26, 2024/No CommentsRead More Load More End of Content.

Manusia Indonesia 2030: Tantangan dan Peluang dalam Konteks Organisasi

Manusia-Indonesia-2030

psychehumanus.id April 21, 2024 Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia diprediksi akan mengalami perubahan signifikan dalam landscape sosial, ekonomi, dan budaya dalam beberapa dekade mendatang. Dalam konteks psikologi industri dan organisasi, tantangan dan peluang terkait dengan perubahan demografi, teknologi, dan dinamika sosial akan menjadi fokus utama bagi perusahaan yang ingin tetap relevan dan berkelanjutan di masa depan. Mari kita telaah lebih dalam bagaimana manusia Indonesia 2030 akan mempengaruhi dunia kerja dan organisasi. Perubahan Demografi dan Keanekaragaman Karyawan Pada tahun 2030, Indonesia diprediksi akan memiliki populasi yang lebih muda dan lebih terampil. Generasi muda yang didorong oleh teknologi dan globalisasi akan menjadi mayoritas angkatan kerja. Seiring dengan itu, keanekaragaman karyawan akan menjadi lebih penting dari sebelumnya. Perusahaan harus mampu mengakomodasi perbedaan budaya, nilai, dan gaya kerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan produktif. Adaptasi Terhadap Teknologi dan Automasi Perkembangan teknologi yang cepat, seperti kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi, akan mengubah lanskap kerja secara signifikan. Perusahaan harus siap untuk mengadaptasi teknologi baru dan memperbarui keterampilan karyawan agar tetap relevan di era digital. Hal ini akan membutuhkan peningkatan investasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan untuk memastikan bahwa mereka dapat bersaing dalam pasar kerja yang semakin kompetitif. Pemimpin yang Adaptif dan Kolaboratif Kepemimpinan dalam organisasi juga akan mengalami perubahan signifikan. Pemimpin di masa depan harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi, serta mampu memotivasi dan menginspirasi tim mereka. Kepemimpinan yang kolaboratif dan inklusif akan menjadi kunci untuk memimpin tim yang beragam dan dinamis. Penekanan pada Kesejahteraan dan Keseimbangan Kerja-Hidup Dalam lingkungan kerja yang semakin kompetitif dan stres, kesejahteraan karyawan akan menjadi fokus utama bagi perusahaan. Karyawan yang bahagia dan sehat cenderung lebih produktif dan berdedikasi. Oleh karena itu, perusahaan harus memprioritaskan kesejahteraan karyawan dan memastikan bahwa mereka memiliki keseimbangan yang baik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Budaya Organisasi yang Adaptif dan Inklusif Budaya organisasi akan menjadi pondasi bagi kesuksesan perusahaan di masa depan. Budaya yang adaptif dan inklusif akan menciptakan lingkungan kerja yang memungkinkan karyawan untuk berkembang dan berinovasi. Perusahaan harus berinvestasi dalam pembangunan budaya yang positif yang mendorong kerjasama, keterbukaan, dan kepercayaan di antara semua anggota tim. Penutup Manusia Indonesia 2030 akan membawa tantangan dan peluang yang unik bagi dunia kerja dan organisasi. Perusahaan yang mampu mengakomodasi perubahan demografi, teknologi, dan dinamika sosial, serta memprioritaskan kesejahteraan karyawan dan pembangunan budaya organisasi yang inklusif, akan memiliki keunggulan kompetitif yang besar. Dengan demikian, memahami peran psikologi industri dan organisasi dalam konteks ini akan menjadi kunci untuk kesuksesan jangka panjang organisasi di masa depan. Bagikan Recent Article All Posts Human Capital Leadership Learning and Development Psychology Apa Itu Person-Job Fit dan Pentingnya dalam Meningkatkan Kinerja September 29, 2024/No CommentsRead More Mengenal 4 Drive Motivation dan Penerapannya dalam Kehidupan September 29, 2024/No CommentsRead More Cara Tepat Mengambil Keputusan Bisnis dengan Six Thinking Hats September 26, 2024/No CommentsRead More Load More End of Content.

Dalam Proses Rekrutmen Jangan Asal Jawab Pertanyaan Hobi Ya!

proses-rekrutmen

psychehumanus.id April 19, 2024 Di tengah persaingan ketat di dunia kerja, Proses Rekrutmen tidak hanya sekedar mencari kandidat dengan kualifikasi terbaik dari sisi akademik atau pengalaman kerja. Aspek-aspek seperti kepribadian, minat pribadi, dan tentu saja, hobi, juga memiliki peran penting dalam menentukan kesesuaian seorang kandidat dengan budaya perusahaan. Hobi, aktivitas yang sering dianggap sepele, ternyata bisa mengungkap banyak hal tentang potensi dan karakter seorang pelamar. Mengapa Hobi? Hobi pada dasarnya adalah sebuah kegiatan yang mengajak sejenak melupakan hiruk pikuk rutinitas. Hobi seharusnya bersifat rekreasional. Beberapa orang melakukan hobi ini sambil lalu, beberapa melakukannya dengan serius hingga mengejar prestasi, bahkan beberapa juga menjadikannya sebagai mata pencaharian. Tapi ada juga, orang yang tidak punya hobi. Pertanyaan tentang hobi seringkali diajukan oleh rekruter dalam proses rekrutmen untuk beberapa alasan: Mengetahui minat dan kepribadian Hobi sering mencerminkan minat dan kepribadian seseorang di luar lingkup profesional. Rekruter mungkin tertarik untuk mengetahui apakah pelamar memiliki minat yang sesuai dengan budaya perusahaan atau nilai-nilai yang mereka junjung tinggi. Memahami keterampilan tambahan Beberapa hobi melibatkan pengembangan keterampilan tambahan yang mungkin relevan dengan posisi yang sedang dilamar. Misalnya, hobi seperti bermain musik, memasak, atau fotografi dapat menunjukkan kemampuan kreatif, ketekunan, atau bahkan keterampilan manajemen waktu. Mencari kesesuaian budaya perusahaan Hobi juga dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana seseorang akan berinteraksi dengan tim dan menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan. Misalnya, seseorang yang aktif dalam kegiatan sosial mungkin lebih cocok dengan budaya perusahaan yang mendorong kolaborasi dan komunikasi. Pembicaraan informal Pertanyaan tentang hobi juga dapat membantu menciptakan suasana yang lebih santai dan informal dalam wawancara, memungkinkan pelamar untuk menunjukkan kepribadian mereka di luar konteks profesional. Rekruter yang jeli, dia tidak diam saja ketika kandidat menyatakan bahwa hobby nya menyanyi. Rekruter akan menanyakan “ seringkali kamu nyanyi bersama siapa? Sendiri, punya band, ikut vocal group, ikut paduan suara atau bagaimana?”Pasti interpretasinya beda kalau seseorang yang terbiasa menyanyi sendiri dan menyanyi bersama paduan suara. Demikian pula ketika kandidat menyatakan hobby nya adalah nonton film. Pasti akan beda karateristik antara yang suka nonton film action dan drama. Nonton film serial dan bukan serial. Pertanyaan hobi ini juga paling banyak yang menuliskan bahwa hobinya adalah membaca. Biasanya secara spontan dilanjutkan dengan jawaban membaca buku. Tapi ketika ditanyakan kapan terakhir baca buku dan buku apa yang dibaca, seringkali mereka tersipu malu karena yang dibaca ternyata bukan buku tapi postingan dan komentar netizen di sosmed. Demikian pula dengan jawaban hobi jalan-jalan. Ternyata jalan-jalan nya ke mall. Tidak ada yang salah dengan jawaban hobi jalan ke mall, asalkan ada penjelasan yang cukup bermakna. Bandingkan jawaban ini: Kandidat 1: “ya suka saja jalan di mall” Kandidat 2: “buat beberapa orang kesannya memang buang waktu, tapi buat saya, jalan di mall itu relaxing, lihat banyak jenis orang, produk menarik, dll. Selain itu, I believe, shopping is my cardio” Jadi, ketika seorang rekruter bertanya tentang hobi, mereka mungkin ingin mengetahui lebih banyak tentang pelamar sebagai individu, termasuk minat, keterampilan, dan bagaimana mereka dapat berkontribusi secara holistik dalam lingkungan kerja. Yuk cari tahu lebih lanjut tentang teknik interview untuk interviewer maupun interviewee bersama tim Psyche Humanus. Silahkan hubungi kami DISINI Bagikan Recent Article All Posts Human Capital Leadership Learning and Development Psychology Six Thinking Hats Adalah: Metode Berpikir Kreatif dan Efektif October 17, 2024/No CommentsRead More Self-Perception Theory Adalah: Konsep, Contoh, dan Penerapannya October 17, 2024/No CommentsRead More Goal Setting Theory Adalah: Konsep, Manfaat, dan Penerapannya October 16, 2024/No CommentsRead More Load More End of Content.