
Di tengah persaingan ketat di dunia kerja, Proses Rekrutmen tidak hanya sekedar mencari kandidat dengan kualifikasi terbaik dari sisi akademik atau pengalaman kerja. Aspek-aspek seperti kepribadian, minat pribadi, dan tentu saja, hobi, juga memiliki peran penting dalam menentukan kesesuaian seorang kandidat dengan budaya perusahaan. Hobi, aktivitas yang sering dianggap sepele, ternyata bisa mengungkap banyak hal tentang potensi dan karakter seorang pelamar.
Hobi pada dasarnya adalah sebuah kegiatan yang mengajak sejenak melupakan hiruk pikuk rutinitas. Hobi seharusnya bersifat rekreasional. Beberapa orang melakukan hobi ini sambil lalu, beberapa melakukannya dengan serius hingga mengejar prestasi, bahkan beberapa juga menjadikannya sebagai mata pencaharian. Tapi ada juga, orang yang tidak punya hobi.
Pertanyaan tentang hobi seringkali diajukan oleh rekruter dalam proses rekrutmen untuk beberapa alasan:
Hobi sering mencerminkan minat dan kepribadian seseorang di luar lingkup profesional. Rekruter mungkin tertarik untuk mengetahui apakah pelamar memiliki minat yang sesuai dengan budaya perusahaan atau nilai-nilai yang mereka junjung tinggi.
Beberapa hobi melibatkan pengembangan keterampilan tambahan yang mungkin relevan dengan posisi yang sedang dilamar. Misalnya, hobi seperti bermain musik, memasak, atau fotografi dapat menunjukkan kemampuan kreatif, ketekunan, atau bahkan keterampilan manajemen waktu.
Hobi juga dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana seseorang akan berinteraksi dengan tim dan menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan. Misalnya, seseorang yang aktif dalam kegiatan sosial mungkin lebih cocok dengan budaya perusahaan yang mendorong kolaborasi dan komunikasi.
Pertanyaan tentang hobi juga dapat membantu menciptakan suasana yang lebih santai dan informal dalam wawancara, memungkinkan pelamar untuk menunjukkan kepribadian mereka di luar konteks profesional.
Rekruter yang jeli, dia tidak diam saja ketika kandidat menyatakan bahwa hobby nya menyanyi. Rekruter akan menanyakan “ seringkali kamu nyanyi bersama siapa? Sendiri, punya band, ikut vocal group, ikut paduan suara atau bagaimana?”
Pasti interpretasinya beda kalau seseorang yang terbiasa menyanyi sendiri dan menyanyi bersama paduan suara.
Demikian pula ketika kandidat menyatakan hobby nya adalah nonton film. Pasti akan beda karateristik antara yang suka nonton film action dan drama. Nonton film serial dan bukan serial.
Pertanyaan hobi ini juga paling banyak yang menuliskan bahwa hobinya adalah membaca. Biasanya secara spontan dilanjutkan dengan jawaban membaca buku. Tapi ketika ditanyakan kapan terakhir baca buku dan buku apa yang dibaca, seringkali mereka tersipu malu karena yang dibaca ternyata bukan buku tapi postingan dan komentar netizen di sosmed.
Demikian pula dengan jawaban hobi jalan-jalan. Ternyata jalan-jalan nya ke mall. Tidak ada yang salah dengan jawaban hobi jalan ke mall, asalkan ada penjelasan yang cukup bermakna. Bandingkan jawaban ini:
Kandidat 1: “ya suka saja jalan di mall”
Kandidat 2: “buat beberapa orang kesannya memang buang waktu, tapi buat saya, jalan di mall itu relaxing, lihat banyak jenis orang, produk menarik, dll. Selain itu, I believe, shopping is my cardio”
Jadi, ketika seorang rekruter bertanya tentang hobi, mereka mungkin ingin mengetahui lebih banyak tentang pelamar sebagai individu, termasuk minat, keterampilan, dan bagaimana mereka dapat berkontribusi secara holistik dalam lingkungan kerja.
Yuk cari tahu lebih lanjut tentang teknik interview untuk interviewer maupun interviewee bersama tim Psyche Humanus. Silahkan hubungi kami DISINI