
Feedback Anti-Baper: Jurus Jitu Memberi Masukan Tanpa Menjatuhkan
Setelah memahami pentingnya komunikasi mendalam melalui perjumpaan one on one dan seni memberikan dukungan yang memberdayakan, kini saatnya kita melangkah lebih jauh. Menjadi manajer hebat berarti mampu memotivasi tim untuk mencapai potensi terbaik mereka, dan dua praktik berikutnya dari buku “Everyone Deserves a Great Manager”adalah kunci untuk mewujudkannya.
Praktik ketiga dan keempat berfokus pada cara kita berkomunikasi tentang kinerja: memberikan umpan balik yang memotivasi dan menetapkan standar keberhasilan yang jelas. Keduanya adalah dua sisi mata uang yang sama. Umpan balik yang efektif tidak akan berarti tanpa standar yang jelas, dan standar yang jelas tidak akan tercapai tanpa umpan balik yang tepat.
Praktik Kritis #3: Umpan Balik yang Memotivasi, Bukan Menjatuhkan
Saat membaca buku “Everyone Deserves a Great Manager” di bagian ini, saya langsung senyum sendiri. Mengapa? Karena dalam praktek bersama dengan tim, saya selalu menekankan pentingnya penggunaan Bahasa lisan maupun tulisan yang berbasis kalimat positif, walaupun sedang membahas yang negatif.
Sering kali, kata “umpan balik” (feedback) membawa konotasi negatif. Kita langsung membayangkan percakapan yang canggung di mana kita harus menunjukkan kesalahan seseorang. Namun, Scott Miller mengajarkan bahwa umpan balik harus menjadi “bahan bakar” (fuel) untuk pertumbuhan. Umpan balik yang baik adalah hadiah, bukan hukuman. Tujuannya adalah untuk membantu orang lain melihat “titik buta” mereka dan merayakan “titik terang” yang mungkin luput dari perhatian.
Jangan menunggu terlalu lama, sampai evaluasi kinerja tahunan. Berikan umpan balik segera setelah perilaku atau kejadian terjadi. Contohnya, jika seorang anggota tim memberikan presentasi yang bagus, segera ucapkan, “Presentasi Anda tadi sangat jelas dan ringkas. Cara Anda menjelaskan data itu membuat semua orang mudah memahaminya.”
Hindari umpan balik yang terlalu umum seperti “Kerja bagus!” atau “Anda perlu lebih proaktif.” Umpan balik yang baik harus menjelaskan perilaku yang spesifik.
Ini adalah poin terpenting. Umpan balik harus selalu tentang apa yang dilakukan seseorang, bukan tentang siapa mereka.
Gunakan formula “START”: Situation, Task, Action, Result, Tips. Jelaskan situasi dan tugas yang ada, apa tindakan yang diambil, apa hasilnya, dan berikan tips untuk perbaikan.
Praktik Kritis #4: Menetapkan Standar Keberhasilan yang Jelas
Bayangkan Anda harus berlari dalam sebuah perlombaan, tetapi Anda tidak tahu di mana garis finish-nya. Mustahil untuk menang, bukan? Tim juga sama. Tanpa standar keberhasilan yang jelas, mereka akan merasa tersesat dan frustrasi. Manajer yang hebat memastikan setiap orang tahu apa yang diharapkan dari mereka, apa arti “sukses” dalam peran mereka, dan bagaimana kinerja mereka akan diukur.
Praktik ini menghilangkan ambiguitas dan menciptakan lingkungan yang adil dan transparan. Ketika setiap orang tahu aturan mainnya, mereka bisa fokus pada pekerjaan mereka, bukan menebak-nebak apa yang harus mereka lakukan.
Pastikan tujuan Anda SMART:
Jangan tetapkan standar secara sepihak. Ajak tim berdiskusi. Tanyakan, “Menurut kalian, apa yang membuat proyek ini sukses?” Melibatkan mereka akan meningkatkan rasa kepemilikan dan komitmen terhadap tujuan.
Standar tidak bisa hanya ditulis di atas kertas. Komunikasikan standar tersebut secara lisan dalam rapat tim dan pertemuan satu-satu. Beri contoh nyata dari kinerja yang memenuhi standar atau melampauinya.
Dunia bisnis terus berubah. Standar yang relevan enam bulan lalu mungkin tidak relevan hari ini. Tinjau kembali standar dan sesuaikan jika diperlukan. Ini menunjukkan bahwa Anda adaptif dan realistis.
Tantangan untuk Anda
Setelah membaca artikel ini, coba praktikkan dua hal berikut dalam seminggu ke depan:
Dengan menguasai dua praktik ini, Anda tidak hanya menjadi manajer yang lebih baik, tetapi juga seorang pemimpin yang membangun tim kuat, mandiri, dan berdaya. Nantikan artikel berikutnya yang akan membahas praktik kritis ketiga dan keempat, yaitu memberikan umpan balik yang memotivasi dan menetapkan standar keberhasilan yang jelas.