psychehumanus.id

Menjadi Pemimpin yang Memotivasi: Seni Memberi Umpan Balik dan Standar yang Jelas

Feedback Anti-Baper: Jurus Jitu Memberi Masukan Tanpa Menjatuhkan

Setelah memahami pentingnya komunikasi mendalam melalui perjumpaan one on one dan seni memberikan dukungan yang memberdayakan, kini saatnya kita melangkah lebih jauh. Menjadi manajer hebat berarti mampu memotivasi tim untuk mencapai potensi terbaik mereka, dan dua praktik berikutnya dari buku “Everyone Deserves a Great Manager”adalah kunci untuk mewujudkannya.

Praktik ketiga dan keempat berfokus pada cara kita berkomunikasi tentang kinerja: memberikan umpan balik yang memotivasi dan menetapkan standar keberhasilan yang jelas. Keduanya adalah dua sisi mata uang yang sama. Umpan balik yang efektif tidak akan berarti tanpa standar yang jelas, dan standar yang jelas tidak akan tercapai tanpa umpan balik yang tepat.

Praktik Kritis #3: Umpan Balik yang Memotivasi, Bukan Menjatuhkan

Saat membaca buku “Everyone Deserves a Great Manager” di bagian ini, saya langsung senyum sendiri. Mengapa? Karena dalam praktek bersama dengan tim, saya selalu menekankan pentingnya penggunaan Bahasa lisan maupun tulisan yang berbasis kalimat positif, walaupun sedang membahas yang negatif.

Sering kali, kata “umpan balik” (feedback) membawa konotasi negatif. Kita langsung membayangkan percakapan yang canggung di mana kita harus menunjukkan kesalahan seseorang. Namun, Scott Miller mengajarkan bahwa umpan balik harus menjadi “bahan bakar” (fuel) untuk pertumbuhan. Umpan balik yang baik adalah hadiah, bukan hukuman. Tujuannya adalah untuk membantu orang lain melihat “titik buta” mereka dan merayakan “titik terang” yang mungkin luput dari perhatian.

Mengapa Umpan Balik yang Tepat Sangat Penting?

  1. Mendorong Perbaikan Diri: Umpan balik yang konstruktif memberi individu peta jalan untuk berkembang. Tanpa itu, mereka mungkin tidak pernah menyadari area yang perlu ditingkatkan.
  2. Memperkuat Perilaku Positif: Umpan balik positif (pujian) tidak hanya membuat seseorang merasa baik, tetapi juga memperjelas perilaku yang ingin Anda lihat di masa depan.
  3. Meningkatkan Transparansi: Lingkungan di mana umpan balik diberikan secara teratur menciptakan budaya komunikasi yang terbuka, di mana semua orang tahu di mana posisi mereka.
  4. Membangun Kepercayaan: Memberikan umpan balik yang jujur dan tulus menunjukkan bahwa Anda peduli pada keberhasilan mereka.

Panduan Praktis: 3 Langkah Memberi Umpan Balik Efektif

Langkah 1: Jadikan Tepat Waktu (Timely) 

Jangan menunggu terlalu lama, sampai evaluasi kinerja tahunan. Berikan umpan balik segera setelah perilaku atau kejadian terjadi. Contohnya, jika seorang anggota tim memberikan presentasi yang bagus, segera ucapkan, “Presentasi Anda tadi sangat jelas dan ringkas. Cara Anda menjelaskan data itu membuat semua orang mudah memahaminya.”

Langkah 2: Jadikan Spesifik (Specific) 

Hindari umpan balik yang terlalu umum seperti “Kerja bagus!” atau “Anda perlu lebih proaktif.” Umpan balik yang baik harus menjelaskan perilaku yang spesifik.

  • Contoh Buruk: “Laporan Anda kurang bagus.”
  • Contoh Baik: “Di bagian ‘Analisis Pasar’ laporan ini, saya rasa data pendukungnya bisa diperkuat dengan menambahkan riset dari tiga sumber terbaru yang kita bahas kemarin.”

Langkah 3: Berfokus pada Perilaku, Bukan Kepribadian 

Ini adalah poin terpenting. Umpan balik harus selalu tentang apa yang dilakukan seseorang, bukan tentang siapa mereka.

  • Hindari: “Anda orangnya ceroboh.” (Menyerang kepribadian)
  • Gunakan: “Ada beberapa kesalahan ketik di bagian ini. Mari kita periksa bersama agar ke depannya kita bisa lebih teliti.” (Berfokus pada tindakan)
Tips Tambahan: 

Gunakan formula “START”Situation, Task, Action, Result, Tips. Jelaskan situasi dan tugas yang ada, apa tindakan yang diambil, apa hasilnya, dan berikan tips untuk perbaikan.

Praktik Kritis #4: Menetapkan Standar Keberhasilan yang Jelas

Bayangkan Anda harus berlari dalam sebuah perlombaan, tetapi Anda tidak tahu di mana garis finish-nya. Mustahil untuk menang, bukan? Tim juga sama. Tanpa standar keberhasilan yang jelas, mereka akan merasa tersesat dan frustrasi. Manajer yang hebat memastikan setiap orang tahu apa yang diharapkan dari mereka, apa arti “sukses” dalam peran mereka, dan bagaimana kinerja mereka akan diukur.

Praktik ini menghilangkan ambiguitas dan menciptakan lingkungan yang adil dan transparan. Ketika setiap orang tahu aturan mainnya, mereka bisa fokus pada pekerjaan mereka, bukan menebak-nebak apa yang harus mereka lakukan.

Mengapa Standar Keberhasilan Penting?

  1. Menciptakan Akuntabilitas: Ketika tujuan dan tanggung jawab jelas, setiap orang tahu apa yang menjadi tugas mereka, sehingga mudah untuk mengukur akuntabilitas.
  2. Mendorong Fokus dan Prioritas: Standar yang jelas membantu tim memprioritaskan tugas yang paling penting dan menghindari pemborosan waktu pada hal-hal yang tidak relevan.
  3. Menghindari Frustrasi: Anggota tim tidak perlu bertanya-tanya apakah mereka melakukan pekerjaan dengan baik. Mereka bisa melihat sendiri apakah mereka mencapai target atau tidak.
  4. Mempermudah Umpan Balik: Umpan balik menjadi lebih objektif karena didasarkan pada metrik yang sudah disepakati, bukan opini subjektif.

Panduan Praktis: Langkah-langkah Menetapkan Standar yang Jelas

Langkah 1: Definisikan Tujuan dengan Jelas (SMART Goals) 

Pastikan tujuan Anda SMART:

  • Spesifik: Nyatakan dengan jelas apa yang harus dicapai.
  • Measurable (Terukur): Tentukan metrik kuantitatif.
  • Achievable (Dapat Dicapai): Pastikan tujuan itu realistis.
  • Relevant (Relevan): Pastikan tujuan ini selaras dengan tujuan tim dan perusahaan.
  • Time-bound (Berbatas Waktu): Tentukan tenggat waktu yang jelas.

Langkah 2: Libatkan Tim dalam Prosesnya 

Jangan tetapkan standar secara sepihak. Ajak tim berdiskusi. Tanyakan, “Menurut kalian, apa yang membuat proyek ini sukses?” Melibatkan mereka akan meningkatkan rasa kepemilikan dan komitmen terhadap tujuan.

Langkah 3: Komunikasikan dengan Teratur dan Beri Contoh 

Standar tidak bisa hanya ditulis di atas kertas. Komunikasikan standar tersebut secara lisan dalam rapat tim dan pertemuan satu-satu. Beri contoh nyata dari kinerja yang memenuhi standar atau melampauinya.

Langkah 4: Tinjau dan Sesuaikan 

Dunia bisnis terus berubah. Standar yang relevan enam bulan lalu mungkin tidak relevan hari ini. Tinjau kembali standar dan sesuaikan jika diperlukan. Ini menunjukkan bahwa Anda adaptif dan realistis.

Tantangan untuk Anda

Setelah membaca artikel ini, coba praktikkan dua hal berikut dalam seminggu ke depan:

  1. Identifikasi satu momen di mana Anda bisa memberikan umpan balik positif yang sangat spesifik kepada anggota tim.
  2. Pilih satu proyek atau tugas dan duduk bersama tim Anda untuk secara eksplisit mendefinisikan “seperti apa kesuksesan itu?” dengan metrik yang jelas dan terukur.

Dengan menguasai dua praktik ini, Anda tidak hanya menjadi manajer yang lebih baik, tetapi juga seorang pemimpin yang membangun tim kuat, mandiri, dan berdaya. Nantikan artikel berikutnya yang akan membahas praktik kritis ketiga dan keempat, yaitu memberikan umpan balik yang memotivasi dan menetapkan standar keberhasilan yang jelas.

Bagikan

Recent Article