psychehumanus.id

Gangguan Psikologis Adalah Cermin dari Konflik Batin 

Bayangkan Anda sedang duduk di sofa pada suatu malam, namun pikiran kacau tak bisa berhenti. Mungkin Anda merasa cemas berlebihan, sulit tidur, atau menangis tanpa sebab. Ketika perasaan negatif itu terus berlarut-larut dan mengganggu hidup sehari-hari, bisa jadi ini peringatan adanya gangguan psikologis. Kondisi ini tidak sekadar soal sedih atau stres biasa—gangguan psikologis melibatkan disfungsi dalam cara berpikir, merasakan, dan bertindak seseorang. Para psikolog pun mendefinisikan gangguan psikologis sebagai kondisi di mana seseorang mengalami disfungsi psikologis yang menimbulkan penderitaan atau gangguan dalam fungsi normalnya.

Fakta menunjukkan bahwa masalah ini lebih umum daripada yang kita kira. WHO melaporkan sekitar 970 juta orang di dunia hidup dengan gangguan kesehatan mental, di mana gangguan kecemasan dan depresi menjadi yang paling sering ditemui. Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat sekitar 6,1% populasi usia ≥15 tahun menunjukkan gejala gangguan jiwa – setara 11 juta orang. Bahkan menurut lembaga penelitian di AS, satu dari empat orang dewasa tiap tahun didiagnosis mengalami setidaknya satu gangguan psikologis.

Dengan latar inilah artikel ini hadir. Di sini Anda akan menemukan penjelasan mendalam tentang apa itu gangguan psikologis, mengapa bisa terjadi, jenis-jenis yang umum, gejala-gejala khas, serta cara mengatasinya. Semua disajikan secara runtut, informatif, dan bersumber terpercaya, agar Anda mendapatkan pemahaman yang lengkap dan tahu bahwa Anda tidak sendiri dalam menghadapinya.

Apa Itu Gangguan Psikologis?

Secara sederhana, gangguan psikologis (atau gangguan jiwa) adalah kondisi di mana seseorang mengalami perubahan atau gangguan signifikan pada pikiran, emosi, dan perilaku. Gangguan ini dapat memengaruhi cara Anda memandang diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Dalam istilah medis, gangguan psikologis disebut penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. Artinya, kondisi ini sejajar dengan penyakit fisik yang nyata, hanya saja dampaknya terjadi dalam alam psikologis.

WHO bahkan menekankan pentingnya kesehatan mental. Menurut WHO, mental health adalah kondisi kesejahteraan yang memungkinkan seseorang menghadapi stres hidup dengan baik. Sebaliknya, gangguan psikologis menurunkan kemampuan tersebut, sehingga seseorang sulit berfungsi normal. Para ahli psikologi membagi gangguan psikologis ke dalam kelompok utama: gangguan psikotik (misalnya skizofrenia) yang melibatkan hilangnya kontak dengan kenyataan, gangguan mood (seperti depresi atau bipolar) yang mempengaruhi suasana hati, serta gangguan kecemasan (termasuk fobia, stres pasca trauma, OCD) yang ditandai dengan perasaan takut berlebihan. Ada pula gangguan kepribadian (misalnya paranoid, narsistik) yang memengaruhi pola pikir dan hubungan jangka panjang seseorang.

Jenis-Jenis Gangguan Psikologis

Beberapa jenis gangguan psikologis yang sering dijumpai antara lain:

  • Psikotik: Misalnya skizofrenia, ditandai oleh halusinasi (melihat/mendengar hal tak nyata) dan delusi (keyakinan keliru), sehingga penderita kesulitan membedakan nyata dan tidak.

  • Depresi dan Bipolar: Bentuk gangguan mood. Depresi ditandai suasana hati sangat rendah berkepanjangan (merasa sedih, putus asa), sedangkan bipolar melibatkan pergantian ekstrim antara periode depresi dan euforia/energi tinggi.

  • Kecemasan: Termasuk gangguan kecemasan umum (GAD), gangguan panik, fobia, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan PTSD. Penderitanya mengalami kekhawatiran atau ketakutan berlebihan yang sulit dikendalikan, meski pemicunya mungkin tampak sepele.

  • Kepribadian: Contohnya gangguan kepribadian antisosial atau narsistik. Gangguan ini menyebabkan pola pikir, emosi, dan perilaku yang berbeda dari kebanyakan orang, yang dapat mengganggu hubungan sosial dan keseharian seseorang.

Gejala dan Dampak Gangguan Psikologis

Gejala gangguan psikologis sangat bervariasi, tetapi beberapa tanda umum yang perlu diwaspadai meliputi:

  • Kecemasan dan Pikiran Negatif Berlebihan: Merasa cemas, takut, atau khawatir terus-menerus tanpa alasan kuat. Gejala fisik seperti jantung berdebar, sakit kepala, atau pusing sering menyertai perasaan ini.

  • Perubahan Pola Tidur dan Nafsu Makan: Sulit tidur (insomnia) atau justru tidur terlalu banyak, serta penurunan atau kenaikan berat badan drastis tanpa penjelasan jelas.

  • Fluktuasi Emosi Ekstrem: Perubahan suasana hati tiba-tiba, seperti ledakan amarah besar atau tangisan tanpa pemicu jelas, melebihi kondisi normal sehari-hari.

  • Menarik Diri dari Lingkungan: Menghindari pergaulan, menarik diri dari teman atau keluarga, dan kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dinikmati.

  • Perilaku yang Tidak Biasa: Misalnya menjadi sangat perfeksionis, impulsif, atau kehilangan kendali diri. Pada beberapa kasus berat, muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri.

Perlu diingat bahwa setiap orang bisa mengalami gejala berbeda. Namun, jika gejala-gejala di atas muncul intens dan terus menerus mengganggu keseharian, sebaiknya segera cari bantuan. Gangguan psikologis sejatinya sering ditandai oleh adanya distress (penderitaan batin) dan kesulitan fungsi normal.

Penyebab Gangguan Psikologis

Gangguan psikologis biasanya muncul dari kombinasi faktor:

  • Biologis: Termasuk genetika (riwayat keluarga), ketidakseimbangan kimia otak, atau kerusakan otak akibat trauma fisik (misalnya cedera kepala). Seseorang dengan riwayat keluarga gangguan psikologis cenderung lebih rentan.

  • Psikologis: Pengalaman masa lalu yang traumatis (kekerasan, pelecehan, kematian orang tersayang), tekanan hidup yang berlarut, atau pola asuh yang buruk dapat memicu gangguan psikis. Stres kronis tanpa strategi coping yang baik memperburuk kondisi.

  • Faktor Sosial dan Lingkungan: Tekanan ekonomi, konflik keluarga, diskriminasi budaya, atau isolasi sosial dapat melemahkan ketahanan mental. Lingkungan yang tidak mendukung (misalnya stigma negatif terhadap gangguan jiwa) juga bisa memicu atau memperpanjang gangguan psikologis.

Biasanya, banyak faktor di atas bekerja bersamaan. Misalnya, seseorang dengan kecenderungan genetik mungkin baru mengalami gangguan setelah mengalami stres berat (sepakat dengan model diathesis-stress dalam psikologi).

Cara Mengatasi Gangguan Psikologis

Banyak pendekatan bisa dilakukan untuk menangani gangguan psikologis, tergantung jenis dan tingkat keparahannya:

  • Dukungan Profesional: Langkah pertama yang penting adalah berkonsultasi dengan tenaga kesehatan mental. Psikolog dan psikiater adalah dua profesional utama. Psikolog memberikan konseling dan terapi bicara untuk membantu mengelola emosi, sedangkan psikiater (dokter spesialis jiwa) dapat meresepkan obat jika diperlukan. Makin dini bantuan dicari, makin besar peluang pemulihan.

  • Psikoterapi dan Obat-obatan: Terapi perilaku-kognitif (CBT), terapi keluarga, atau terapi kelompok dapat membantu memahami akar masalah dan melatih strategi koping. Pada gangguan berat, psikiater mungkin memberikan obat antidepresan, antipsikotik, atau penstabil mood untuk meredakan gejala. Kolaborasi psikolog dan psikiater seringkali membuahkan hasil terbaik.

  • Gaya Hidup Sehat: Kebiasaan hidup sehat bisa mendukung perbaikan kondisi mental. Menjaga pola tidur teratur, rutin berolahraga, dan mengonsumsi makanan bergizi dapat mengurangi keparahan gejala. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau hobi santai juga membantu menenangkan pikiran.

  • Dukungan Sosial: Berbagi curahan hati dengan keluarga, teman, atau kelompok pendukung dapat meringankan beban pikiran. Dukungan orang terdekat (misalnya mendengarkan dengan empati) sangat membantu proses pemulihan. Juga hindari penyalahgunaan alkohol/obat-obatan sebagai pelarian, karena itu justru memperburuk gangguan.

  • Optimisme dan Edukasi: Mempelajari lebih banyak tentang gangguan psikologis dapat mengurangi stigma dan meningkatkan harapan. WHO bahkan mengingatkan bahwa banyak masalah jiwa sebenarnya dapat diatasi melalui perawatan sederhana dengan biaya relatif rendah – jadi jangan ragu untuk mencari solusi.

Peran Psikolog dan Psikiater dalam Penanganan

Psikolog

Psikolog adalah profesional yang mempelajari perilaku dan emosi manusia tanpa gelar medis. Mereka ahli dalam terapi bicara (seperti konseling individu, kelompok, atau keluarga) untuk membantu penderita memahami pikiran dan perasaan negatifnya serta belajar cara mengatasinya. Psikolog tidak meresepkan obat, tetapi sangat berperan pada kasus gangguan ringan hingga sedang yang berkaitan dengan masalah sehari-hari. Misalnya, psikolog akan membantu mengidentifikasi pola pikir yang tidak sehat dan melatih teknik koping seperti manajemen stres.

Psikiater

Psikiater adalah dokter spesialis kejiwaan (SpKJ). Karena latar belakang medis, psikiater dapat melakukan diagnosis yang melibatkan pemeriksaan fisik dan kejiwaan, serta meresepkan obat-obatan (antidepresan, anti-kecemasan, antipsikotik, dsb.) untuk mengatasi gangguan. Mereka menangani kasus gangguan yang lebih berat, seperti skizofrenia atau depresi berat yang sulit dikendalikan hanya dengan terapi bicara. Dalam praktik terbaik, psikolog dan psikiater bekerja bersama (multidisipliner) untuk pemulihan pasien.

Fakta Menarik tentang Gangguan Psikologis

  • WHO (2019) melaporkan sekitar 970 juta orang di dunia hidup dengan gangguan jiwa.

  • Survei I-NAMHS (Indonesia 2022) menemukan 1 dari 3 remaja pernah memiliki masalah kesehatan mental, dan 1 dari 20 remaja (5,5%) mengalami setidaknya satu gangguan mental dalam setahun terakhir.

  • Data Riskesdas 2018 menunjukkan 6,1% populasi dewasa Indonesia (15 tahun ke atas) mengalami gejala gangguan jiwa.

  • National Institute of Mental Health (AS) mencatat sekitar 25% orang dewasa di AS terdiagnosis mengalami setidaknya satu gangguan psikologis setiap tahun.

  • WHO juga mengungkap gangguan jiwa menyumbang 1 dari 6 “years lived with disability” global, menegaskan beban besar kesehatan mental di dunia.

Data-data tersebut menegaskan bahwa gangguan psikologis adalah isu serius namun masih sering dipandang sebelah mata. Fakta menarik ini diharapkan membuka kesadaran bahwa gangguan psikologis bersifat nyata dan memerlukan perhatian.

Kesimpulan

Gangguan psikologis bukan sekadar perasaan sedih biasa atau kelemahan pribadi. Ini adalah kondisi kesehatan yang bisa memengaruhi siapa saja, kapan saja. Kabar baiknya, dengan pemahaman dan penanganan yang tepat, banyak gangguan psikologis dapat diatasi. Jika Anda atau orang terdekat merasakan gejala yang mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu mencari bantuan profesional. Psikolog dan psikiater siap membantu – karena membuka diri dan berbicara adalah langkah pertama penting menuju pemulihan. Ingatlah, Anda tidak sendiri dalam menghadapi tantangan ini

Bagikan

Recent Article